Sabtu, 21 Juli 2012

TINGKAT PENDIDIKAN RENDAH (Masaah Sosial)



Nama : Yaswidya Amandarizky Cahyanandyasmoro
NPM : 17111496
Kelas : 1KA16


      Pendidikan di Indonesia masih menjadi masalah penting yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Masih banyak anak-anak yang masih belum bisa bersekolah terlebih anak-anak yang bertempat tinggal di daerah pedalaman. Masih banyak di antara mereka yang membutuhkan ilmu yang seharusnya mereka dapatkan untuk masa depan nanti. Sebenarnya apa yang menjadi rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia?

      Tingkat pendidikan pelajar di Indonesia terlihat masih rendah dan kalah jauh dibandingkan siswa negara lain (luar negeri). Kalau dilakukan uji kemampuan, dipastikan masih kalah jauh, , ibarat tingkat Dasar dan Diploma, kata Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi, saat meresmikan pencanangan Program Wajib Belajar Gratis 12 Tahun untuk Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) di GOR Zaini Zein, Painan, Rabu. Dia mengatakan, di Indonesia, secara umum masyarakat menghabiskan waktu mengisi ilmu (pendidikan) sekitar tujuh tahun, sedang di luar negeri mencapai 18,5 Tahun. “Artinya, mereka (luar negeri) sudah benar-benar menganggap pendidikan sebagai kebutuhan yang wajib dimiliki. Setidaknya, memberikan pemahaman kalau pendidikan minimal dimiliki idealnya sampai SLTA.

     Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah adanya ketimpangan pembangunan ekonomi, insfrastruktur dan sarana yang rusak di antara wilayah-wilayah Indonesia yang menghambat pertumbuhan ekonomi masyarakat, mengakibatkan masih bercokolnya jumlah warga miskin dan berpendidikan rendah. Ketimpangan pembangunan antar wilayah itu menyebabkan banyaknya kantong kemiskinan. Benar bagaimana orang miskin yang jumlahnya 70 juta orang yang ditanggung pemerintah Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) melalui APBN itu bisa membutuhi kehidupan dengan kalori yang normatif dan menyekolahkan anak-anaknya untuk berpengetahuan setara. Kita akui tingkat pendidikan rata-rata penduduk Indonesia itu berdasarkan IPMI adalah baru sampai kelas I SMP.

      Penyebab lainnya adalah sosial ekonomi yang kurang akan membatasi kesempatan belajar sehingga menimbulkan kesulitan pada anak. Dalam buku lain juga dijel;askan bahwa Ekonomi keluarga erat hubungannya dengan prestasi belajar anak.  Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokok misalnya makan, minum, pakaian, perlindungan dan sebagainya dan juga membutuhkan fasilitas belajar. Sesungguhnya Indonesia mempunyai sumber daya manusia yang besar. Jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 225 juta orang. Jumlah penduduk yang besar ini merupakan modal dasar dan pasar potensial bagi berbagai produk dan jasa. Oleh karena itu dunia internasional menjadikan Indonesia sebagai sasaran pasar mereka. Dengan pertumbuhan penduduk sekitar 1,36 persen per tahun, Indonesia mendapat tambahan 3,5 juta orang per tahun atau sejumlah penduduk Singapura.

      Penduduk yang banyak bisa menjadi modal yang berharga seandainya tingkat pendidikannya cukup tinggi dan kesehatan yang baik. Walaupun sudah lebih dari 90 persen anak-anak Indonesia mengenyam tingkat pendidikan dasar 6 tahun tapi yang bisa melanjutkan pendidikannya ke sekolah lanjutan pertama, sekolah menengah atas dan perguruan tinggi sangat sedikit. Hambatan utama yang dihadapi adalah kemiskinan. Walaupun pemerintah sudah memberlakukan wajib belajar 9 tahun dan membebaskan uang sekolah serta memberi berbagai kemudahan dan bea siswa, tapi kemiskinan membuat banyak keluarga memutuskan untuk tidak menyekolahkan anak-anaknya lebih lanjut. Hal ini dapat dipahami mengingat sekolah tidak hanya bayar uang sekolah tapi juga membeli seragam, biaya transpor, uang jajan dan pungutan sekolah.

        Dari kedua pendapat di atas dapat dipahami bahwa keadaan ekonomi keluarga sangat mempengaruhi pelaksanaan pendidikan anak dalam keluarga, artinya bila ekonomi keluarga sangat minim maka akan menuntut orang tuanya selalu berusaha mencari nafkah keluarga. Hal ini tidak jarang dilakukan oleh seorang ayah atau ibu. Bila kedua orang tua telah disibukkan dengan pekerjaannya sehari-hari untuk mencukupi kebutuhan mereka, maka anggota keluarganya (anak-anak mereka) akan kehilangan Pembina dan pembimbingnya, sehingga mereka tidak lagi terurus dan sebagainya akibatnya moral serta tingkah laku anak tak terarah. Oleh karena itu pemerintah harus lebih memperhatikan masyarakatnya agar anak-anak Indonesia dapat mengenyam pendidikan minimal SMA, supaya tingkat pendidikan di Indonesia meningkat dan dapat bersaing dengan negara lain

Cara Mengurangi Tindakan Kriminal (Masalah Sosial)


Nama : Yaswidya Amandarizky Cahyanandyasmoro
NPM : 17111496
Kelas : 1KA16


Semakin hari semakin banyak saja tingkat kriminal yang terjadi di Negara ini, lihat saja hampir setiap hari di media-media baik media cetak maupun eletronik selalu memberitakan tentang kasus-kasus kriminal yang terjadi, tidak hanya yang terjadi di kota-kota besar tetapi di kota-kota kecil pun tingkat kriminal ini setiap harinya selalu bertambah, baik dari tindak kriminal kecil seperti mencuri sampai tindak kriminal besar seperti pembunuhan, dimana kebayakan pelakunya berasal dari masyrakat kecil atau kurang mampu.

Dari semakin meningkatnya tindakan kriminal yang terjadi ini, menimbulkan berbagai macam pertanyaan dan ketakutan tersendiri bagi masyarakat, atau dengan kata lain tindakan kriminal ini bagaikan hantu yang bergentayangan bagi masyarakat banyak yang tidak tahu kapan tindakan kriminal ini datang menghampiri masyrakat tersebut.

Sehingga, banyak mungkin dari masyrakat yang ada bertanya-tanya, apa yang menyebabkan tingkat kriminal ini semakin hari semakin bertambah dei Negara ini, dan kebayakan pelakunya berasal dari masyrakat yang kurang mampu. Mungkin ada beberapa jawaban yang dapat menjawab pertanyaan tentang apa penyebab dari semakin meningkatnya tindakan kriminal semakin bertambah, dimana yang menjadi factor utamanya adalah bertambahnya tingkat pengangguran di Negara ini yang disebabkan kurangnya lapngan perkerjaan di Negara ini, ketika uang sangat diperlukan untuk memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan. Sehingga itu semakin banyak orang-orang yang mengambil jalan cepat untuk mendapatkan suatu uang, yaitu dengan cara melakukan tindakan kriminal.

Bagaimana tidak, uang sekarang itu sangat perlu bagi masyrakat di Negara ini, seakan-akan uang itu bagaikan suatu benda yang sangat penting harganya, apalagi di zaman yang penuh dan serba modern seperti saat ini. Uang merupakan suatu alat tukar yang sangat susah untuk didapat saat ini, namun sangat mudah untuk dihabiskan, pada saat ini orang mau buang air kecil saja harus bayar, inilah sebagai bukti bahwa uang itu sangatlah penting bagi kehidupan saat ini. Dari maka itulah kenapa orang harus mencari suatu perkerjaan yang mudah dan cepat untuk mendaptkan uang pada saat ini, dan salah satu perkerjaan yang mudah untuk mendaptkan uang itu adalah dengan melakukan tindakan kriminal.

Namun, hal ini juga menimbulkan suatu pertanyaan lagi, kenapa kriminal itu menjadi suatu jalan untuk mencari dan mendapatkan uang dengan cepat. Hal ini, disebabkan karena di Negara ini belum banyaknya lapangan kerja yang dapat menampung semua masyarakat yang ada di Negara ini, jika pun ada lapangan perkerjaan itu juga mempunyai banyak prasyaratan suapaya seseorang dapat berkerja, sehingga orang-orang yang tak mempunyai syarat seperti yang dibutuhkan dalam suatu lapangan perkerjaa, membuat orang-orang yang tak dapat masuk kedalam suatu lapangan perkerjaan tersebut memilih jalan lain untuk mendapatkan uang dan bertahan hidup, yang salah satunya adalah melakukan tindakan kriminal tersebut.

Ada beberapa cara yang dapat membuat tindakan kriminal di Negara ini semakin berkurang, yang dimana beberapa cara tersebut antara lain adalah pemerintah dan pihak swasta berkerja sama untuk membuat dan menciptakan suatu lapangan perkerjaan yang melimpah, sehingga dengan adanya lapangan perkerjaan tersebut orang-orang yang tak memiliki perkerjaan dapat berkerja. Namun, lapangan perkerjaan yang ada atau yang diciptakan oleh pihak pemerintah tersebut dapat membuat pra syarat yang dapat memudahi masyrakat kecil dapat masuk ke dalam lapangan perkerjaan.

Selain dengan cara menciptakan lapangan perkerjaan yang lebih banyak, sebagai jalan untuk mengurangi tindakan kriminal yang ada di Negara ini, ada cara lain juga yang dapat mengurangi tindakan kriminal yang ada di Negara ini, yaitu dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan secara gratis kepada masyrakat yang kurang mampu, karena dengan adanya pelatihan-pelatihan ini dapat membuat kualitas seseorang itu dapat menjadi lebih baik sehingga lapangan perkerjaan yang tadinya telah ada dan diciptakan tidak dengan sia-sia diciptakan. Karena orang-orang yang melakukan tindakan kriminal tersebut mungkin bisa jadi bukanlah orang-orang yang tidak bisa berkerja dengan baek, tetapi bisa jadi orang-orang yang melakukan tindakan kriminal tersebut tidak mempunyai kualitas yang baek untuk mendapatkan suatu perkerjaan atau lapangan perkerjaan

Minggu, 08 Juli 2012

Pukul Rata Dalam Melihat Potensi Siswa (Masalah Sosial)


Nama : Yaswidya Amandarizky Cahyanandyasmoro
NPM : 17111496
Kelas : 1KA16

Selama masa pendidikan 12 tahun kita tidak diberikan pilihan untuk melakukan ketertarikan di bidang masing masing. Ada yang suka otomotif, olahraga, musik, teater, tari, bahasa, namun jarang sekali ada penyuluhan untuk hal hal tersebut. Yang ada hanyalah ekstrakurikuler. Hal yang menjadi jalan hidup kita hanya dijadikan sebuah ‘ekstra’. Ironis.
Tidak heran banyak sekali orang yang ‘terpaksa’ masuk jurusan jurusan umum seperti ekonomi dan komunikasi. Bagus kalo memang mereka mau masuk sana, tapi realitanya adalah mayoritas orang yang mendaftar jurusan itu bukan karena memang mereka mau, tapi karena alasan klise “Ya daripada gue nggak kuliah?”
Dari tekanan pendidikan 12 tahun lalu kemudian dalam waktu kurang dari 6 bulan kita sudah harus menentukan arah hidup? Brillian.
Mungkin memang ada anak anak teladan yang sah sah saja dengan semua ini, tapi saya nggak mewakili mereka. Saya mewakili saya sendiri, dan kalian yang mungkin berpikiran sama dengan saya. Bahwa ada hal hal lain diluar pendidikan formal yang menjadi tujuan hidup kita namun tidak mendapat perhatian dan dukungan dari pihak yang memiliki andil besar dalam pendidikan kita, yaitu Sekolah.
Sekolah sebenernya nggak buruk. Sistemnya aja yang udah harus berubah. Mereka harus bisa lebih interaktif dan reaktif terhadap bakat dan keunggulan tiap tiap siswa secara individu. Kalau sekolah msih terus main pukul rata bodoh dan pintar berdasarkan mata pelajaran. Maka selamanya jebolan pendidikan dasar di Indonesia tidak akan memiliki potensi berkembang.
Semoga semua perubahan dan perkembangan ini bisa terealisasi.
Jadi nggak ada lagi murid murid yang nge tweet..
“Tujuan untuk sekolah tuh cuma untuk bergembira mendengar bel istirahat dan bel pulang.”
Selama mereka masih berpikiran seperti itu, berarti ada yang salah dengan sistem di sekolah tersebut.

Pengemis (Masalah Sosial)


Nama : Yaswidya Amandarizky Cahyanandyasmoro
NPM : 17111496
Kelas : 1KA16

anak jalanan yang menjadi pengemis, pengamen, pengasong, dan lain sebagainya sangat mudah dijumpai di kota besar seperti Jakarta. Begitu banyak faktor yang menjadikan mereka sebagai pekerja jalanan yang keras dan beresiko, seperti membantu ekonomi keluarga, menjadi korban penculikan, dipaksa bekerja orang lain, dan lain sebagainya.
Seharusnya yang mereka lakukan adalah belajar dan bermain seperti layaknya anak-anak seumur mereka tanpa harus mencari uang untuk dapat tetap bertahan hidup. Masa depan Bangsa dan Negara Indonesia terletak di tangan generasi penerus. Kualitas SDM yang rendah sangat berpengaruh pada kondisi negara kita tercinta ini baik saat ini maupun di masa yang akan datang.
Salah satu hal kecil yang bisa kita lakukan untuk membantu anak-anak kecil yang bekerja sebagai pengamen cilik, pedagang asongan, pengemis, dan lain sebagainya di jalanan adalah dengan tidak memberi mereka uang serta memberi tahu orang lain untuk tidak memberi juga walaupun merasa sangat kasihan.
Apabila tidak ada satu orang pun yang memberi mereka uang, maka anak-anak jalanan tersebut tidak akan ada. Alangkah lebih baik jika uang tersebut kita kumpulkan untuk membantu biaya pendidikan mereka daripada kita membantu biaya foya-foya preman yang mempekerjapaksa anak di bawah umur, biaya hidup orangtua yang memaksa anaknya bekerja di jalan sedangkan mereka hanya melihat dari jauh, dan lain sebagainya. Jika mereka terbiasa mendapat uang mudah dari bekerja di jalan, maka mereka setelah besar / dewasa kelak akan tetap menjadi pekerja jalanan
Selain itu kita sendiri akan menciptakan generasi yang pemalas dan mereka menganggap semuanya bisa di dapat dengan hanya meminta belas kasiahan orang lain