1.Sistem Monolitik
- Terdiri atas kumpulan beberapa prosedur
-
Terdapat dua mode operasi yang disediakan :
-
Mode kernel : seluruh instruksi boleh dipanggil
-
Mode pengguna : beberapa instruksi I/O dan instruksi tertentu tidak boleh dipanggil
-
Struktur dasar sistem monolitik :
-
Program utama yang menghubungi prosedur pelayanan yang diminta
-
Kumpulan prosedur pelayanan yang menyediakan system calls
-
Kumpulan prosedur utilitas yang membantu prosedur pelayanan
2.Sistem Berlapis (Layered)
-
Sistem operasi diorganisasikan sebagai hirarki layer
-
Sistem pertama yang dibuat denga struktur ini adalah strukrut THE oleh E.W Dijkstra
-
Direalisasikan dengan 6 layer
-
Layer 0 : berhubungan dengan alokasi prosesor, pemindahan proses ketika terjadi interupsi atau alokasi waktu habis dan multiprogramming
-
Layer 1 : melakukan pengelolaan memori. Proses, baik dimemori utamaatau dalam drum akan segera ditransfer ke memori utama pada saat diperlukan
-
Layer 2 : menangani komunikasi antara proses dengan operator
-
Layer 3 : mengelola piranti I/O, dan menyimpan aliran informasi antar piranti ke dalam buffer
-
Layer 4 : tempat program pengguna berada, tanpa memikirkan pengelolaan proses, memori console dan piranti I/O
-
Layer 5 : tempat proses sistem operator
3.Virtual Machine
-
Sistem timesharing : Menyediakan kemampuan untuk multiprogramming dan perluasan mesin dengan antarmuka yang lebih mudah
-
Struktur virtual machine ( CP/CMS, VM/370 ) terdiri atas komponen dasar utama :
-
Control Program, yaitu virtual machine monitor yang mengatur fungsi ari prosessor, memori dan piranti I/O. Komponen ini berhubungan langsung dengan perangkat keras
-
Conventional Monitor System, yaitu sistem operasi sederhanayang mengatur fungsi dari proses, pengelolaan informasi dan pengelolaan piranti.
4.Model Client-Server
-
Kecenderungan SO modern adalah menyederhanakan struktur sistem operasi dengan menaikkan sebanyank mungkin fungsi so ke layer yang lebih atas dan meninggalkan mode kernel yang seminimal mungkin
-
Mengimplementasikansebagian besar fungsi SO pada proses pengguna
-
Dengan membagi SO dalam bagian-bagian yang menangani pelayanan file, pelayanan proses, pelayanan terminal, pelayanan memori menjadikan SO mudah dikelola
-
Untuk melayani suatu permintaan, proses pengguna sebagai proses client mengirimkan permintaan ke server proses, yang kemudian akan mengerjakan dan mengirimkan kembali jawaban
-
Pada model ini kernel hanya menangani komunikasi antar client dan server
-
Semua server dijalankan sebagai proses pada mode pengguna, tidak pada mode kernel , maka tidak ada akses langsung terhadap perangkat keras sehingga misalnya jika ada kerusakan pada file server, maka pelayanan file tidak dapat diberikan tetapi tidak menyebabkan seluruh sistem berhenti
5. Sistem berorientasi objek
Sisten operasi merealisasikan layanan sebagai kumpulan proses disebut sistem operasi bermodel proses. Pendekatan lain implementasi layanan adalah sebagai objek-objek. Sistem operasu yang distrukturkan menggunakan objek disebut sistem operasi berorientasi objek. Pendekatan ini dimaksudkan untuk mengadopsi keunggulan teknologi berorientasi objek. Pada sistem yang berorientasi objek, layanan diimplementasikan sebagai kumpulan objek. Objek mengkapsulkan struktur data dan sekumpulan operasi pada struktur data itu. Tiap objek diberi tipe yang menandadi properti objek seperti proses, direktori, berkas, dan sebagainya. Dengan memanggil operasi yang didefinisikan di objek, data yang dikapsulkan dapat diakses dan dimodifikasi. Model ini sungguh terstruktur dan memisahkan antara layanan yang disediakan dan implementasinya. Sistem operasi MS Windows NT telah mengadopsi beberapa teknologi berorientasi objek tetapi belum keseluruhan.
- Kelebihan Sistem Berorientasi Objek:
Terstruktur dan memisahkan antara layanan yang disediakan dan implementasinya.
- Kekurangan Sistem Berorientasi Objek:
Sistem operasi MS Windows NT telah mengadopsi beberapa teknologi berorientasi objek tetapi belum keseluruhan.
- Contoh sistem operasi yang berorientasi objek, antara lain : eden, choices, x-kernel, medusa, clouds, amoeba, muse, dan sebagainya.
OSI LAYER
Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan model "Model tujuh lapis OSI" (OSI seven layer model).
Sebelum munculnya model referensi OSI, sistem jaringan komputer sangat tergantung kepada pemasok (vendor). OSI berupaya membentuk standar umum jaringan komputer untuk menunjang interoperatibilitas antar pemasok yang berbeda. Dalam suatu jaringan yang besar biasanya terdapat banyak protokol jaringan yang berbeda. Tidak adanya suatu protokol yang sama, membuat banyak perangkat tidak bisa saling berkomunikasi.
Model referensi ini pada awalnya ditujukan sebagai basis untuk mengembangkan protokol-protokol jaringan, meski pada kenyataannya inisatif ini mengalami kegagalan. Kegagalan itu disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
Standar model referensi ini, jika dibandingkan dengan model referensi DARPA (Model Internet) yang dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF), sangat berdekatan. Model DARPA adalah model basis protokol TCP/IP yang populer digunakan.
Model referensi ini dianggap sangat kompleks. Beberapa fungsi (seperti halnya metode komunikasi connectionless) dianggap kurang bagus, sementara fungsi lainnya (seperti flow control dan koreksi kesalahan) diulang-ulang pada beberapa lapisan.
Pertumbuhan Internet dan protokol TCP/IP (sebuah protokol jaringan dunia nyata) membuat OSI Reference Model menjadi kurang diminati.
Pemerintah Amerika Serikat mencoba untuk mendukung protokol OSI Reference Model dalam solusi jaringan pemerintah pada tahun 1980-an, dengan mengimplementasikan beberapa standar yang disebut dengan Government Open Systems Interconnection Profile (GOSIP). Meski demikian. usaha ini akhirnya ditinggalkan pada tahun 1995, dan implementasi jaringan yang menggunakan OSI Reference model jarang dijumpai di luar Eropa.
OSI Reference Model pun akhirnya dilihat sebagai sebuah model ideal dari koneksi logis yang harus terjadi agar komunikasi data dalam jaringan dapat berlangsung. Beberapa protokol yang digunakan dalam dunia nyata, semacam TCP/IP, DECnet dan IBM Systems Network Architecture (SNA) memetakan tumpukan protokol (protocol stack) mereka ke OSI Reference Model. OSI Reference Model pun digunakan sebagai titik awal untuk mempelajari bagaimana beberapa protokol jaringan di dalam sebuah kumpulan protokol dapat berfungsi dan berinteraksi.
Struktur tujuh lapis model OSI, bersamaan dengan protocol data unit pada setiap lapisan
OSI Reference Model memiliki tujuh lapis, yakni sebagai berikut
1. Physical layer Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet
atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.
2. Data-link layer Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras
(seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan
menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge,
repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi
level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
3. Network layer Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.
4. Transport layer Berfungsi untuk memecahkan data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement) dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan.
5. Session layer Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selainitu, dilevel ini juga dilakukan resolusi nama.
6. Presentation layer Berfungsi mentranslasikan data yang hendak di tranmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat di transmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada pada perangkat ini adalah perangkat lunak redirektor redirektor software. Seperti layanan workstation.
7. Aplication layer Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi fungsionalitas pada jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada padalapisan ini adalah HTTP,FTP,SMTP,dan NFS.
Referensi
Terdapat dua mode operasi yang disediakan :
- Mode kernel : seluruh instruksi boleh dipanggil
- Mode pengguna : beberapa instruksi I/O dan instruksi tertentu tidak boleh dipanggil
Struktur dasar sistem monolitik :
- Program utama yang menghubungi prosedur pelayanan yang diminta
- Kumpulan prosedur pelayanan yang menyediakan system calls
- Kumpulan prosedur utilitas yang membantu prosedur pelayanan
- Sistem operasi diorganisasikan sebagai hirarki layer
- Sistem pertama yang dibuat denga struktur ini adalah strukrut THE oleh E.W Dijkstra
- Direalisasikan dengan 6 layer
- Layer 0 : berhubungan dengan alokasi prosesor, pemindahan proses ketika terjadi interupsi atau alokasi waktu habis dan multiprogramming
- Layer 1 : melakukan pengelolaan memori. Proses, baik dimemori utamaatau dalam drum akan segera ditransfer ke memori utama pada saat diperlukan
- Layer 2 : menangani komunikasi antara proses dengan operator
- Layer 3 : mengelola piranti I/O, dan menyimpan aliran informasi antar piranti ke dalam buffer
- Layer 4 : tempat program pengguna berada, tanpa memikirkan pengelolaan proses, memori console dan piranti I/O
- Layer 5 : tempat proses sistem operator
Sistem timesharing : Menyediakan kemampuan untuk multiprogramming dan perluasan mesin dengan antarmuka yang lebih mudah
Struktur virtual machine ( CP/CMS, VM/370 ) terdiri atas komponen dasar utama :
- Control Program, yaitu virtual machine monitor yang mengatur fungsi ari prosessor, memori dan piranti I/O. Komponen ini berhubungan langsung dengan perangkat keras
- Conventional Monitor System, yaitu sistem operasi sederhanayang mengatur fungsi dari proses, pengelolaan informasi dan pengelolaan piranti.
Kecenderungan SO modern adalah menyederhanakan struktur sistem operasi dengan menaikkan sebanyank mungkin fungsi so ke layer yang lebih atas dan meninggalkan mode kernel yang seminimal mungkin
Mengimplementasikansebagian besar fungsi SO pada proses pengguna
Dengan membagi SO dalam bagian-bagian yang menangani pelayanan file, pelayanan proses, pelayanan terminal, pelayanan memori menjadikan SO mudah dikelola
Untuk melayani suatu permintaan, proses pengguna sebagai proses client mengirimkan permintaan ke server proses, yang kemudian akan mengerjakan dan mengirimkan kembali jawaban
Pada model ini kernel hanya menangani komunikasi antar client dan server
Semua server dijalankan sebagai proses pada mode pengguna, tidak pada mode kernel , maka tidak ada akses langsung terhadap perangkat keras sehingga misalnya jika ada kerusakan pada file server, maka pelayanan file tidak dapat diberikan tetapi tidak menyebabkan seluruh sistem berhenti
5. Sistem berorientasi objek
Sisten operasi merealisasikan layanan sebagai kumpulan proses disebut sistem operasi bermodel proses. Pendekatan lain implementasi layanan adalah sebagai objek-objek. Sistem operasu yang distrukturkan menggunakan objek disebut sistem operasi berorientasi objek. Pendekatan ini dimaksudkan untuk mengadopsi keunggulan teknologi berorientasi objek. Pada sistem yang berorientasi objek, layanan diimplementasikan sebagai kumpulan objek. Objek mengkapsulkan struktur data dan sekumpulan operasi pada struktur data itu. Tiap objek diberi tipe yang menandadi properti objek seperti proses, direktori, berkas, dan sebagainya. Dengan memanggil operasi yang didefinisikan di objek, data yang dikapsulkan dapat diakses dan dimodifikasi. Model ini sungguh terstruktur dan memisahkan antara layanan yang disediakan dan implementasinya. Sistem operasi MS Windows NT telah mengadopsi beberapa teknologi berorientasi objek tetapi belum keseluruhan.
- Kelebihan Sistem Berorientasi Objek:
Terstruktur dan memisahkan antara layanan yang disediakan dan implementasinya.
- Kekurangan Sistem Berorientasi Objek:
Sistem operasi MS Windows NT telah mengadopsi beberapa teknologi berorientasi objek tetapi belum keseluruhan.
- Contoh sistem operasi yang berorientasi objek, antara lain : eden, choices, x-kernel, medusa, clouds, amoeba, muse, dan sebagainya.
- Kelebihan Sistem Berorientasi Objek:
Terstruktur dan memisahkan antara layanan yang disediakan dan implementasinya.
- Kekurangan Sistem Berorientasi Objek:
Sistem operasi MS Windows NT telah mengadopsi beberapa teknologi berorientasi objek tetapi belum keseluruhan.
- Contoh sistem operasi yang berorientasi objek, antara lain : eden, choices, x-kernel, medusa, clouds, amoeba, muse, dan sebagainya.
OSI LAYER
Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan model "Model tujuh lapis OSI" (OSI seven layer model).
Sebelum munculnya model referensi OSI, sistem jaringan komputer sangat tergantung kepada pemasok (vendor). OSI berupaya membentuk standar umum jaringan komputer untuk menunjang interoperatibilitas antar pemasok yang berbeda. Dalam suatu jaringan yang besar biasanya terdapat banyak protokol jaringan yang berbeda. Tidak adanya suatu protokol yang sama, membuat banyak perangkat tidak bisa saling berkomunikasi.
Model referensi ini pada awalnya ditujukan sebagai basis untuk mengembangkan protokol-protokol jaringan, meski pada kenyataannya inisatif ini mengalami kegagalan. Kegagalan itu disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
Standar model referensi ini, jika dibandingkan dengan model referensi DARPA (Model Internet) yang dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF), sangat berdekatan. Model DARPA adalah model basis protokol TCP/IP yang populer digunakan.
Model referensi ini dianggap sangat kompleks. Beberapa fungsi (seperti halnya metode komunikasi connectionless) dianggap kurang bagus, sementara fungsi lainnya (seperti flow control dan koreksi kesalahan) diulang-ulang pada beberapa lapisan.
Pertumbuhan Internet dan protokol TCP/IP (sebuah protokol jaringan dunia nyata) membuat OSI Reference Model menjadi kurang diminati.
Pemerintah Amerika Serikat mencoba untuk mendukung protokol OSI Reference Model dalam solusi jaringan pemerintah pada tahun 1980-an, dengan mengimplementasikan beberapa standar yang disebut dengan Government Open Systems Interconnection Profile (GOSIP). Meski demikian. usaha ini akhirnya ditinggalkan pada tahun 1995, dan implementasi jaringan yang menggunakan OSI Reference model jarang dijumpai di luar Eropa.
OSI Reference Model pun akhirnya dilihat sebagai sebuah model ideal dari koneksi logis yang harus terjadi agar komunikasi data dalam jaringan dapat berlangsung. Beberapa protokol yang digunakan dalam dunia nyata, semacam TCP/IP, DECnet dan IBM Systems Network Architecture (SNA) memetakan tumpukan protokol (protocol stack) mereka ke OSI Reference Model. OSI Reference Model pun digunakan sebagai titik awal untuk mempelajari bagaimana beberapa protokol jaringan di dalam sebuah kumpulan protokol dapat berfungsi dan berinteraksi.
Struktur tujuh lapis model OSI, bersamaan dengan protocol data unit pada setiap lapisan
OSI Reference Model memiliki tujuh lapis, yakni sebagai berikut
1. Physical layer Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet
atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.
2. Data-link layer Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras
(seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan
menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge,
repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi
level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
3. Network layer Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.
4. Transport layer Berfungsi untuk memecahkan data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement) dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan.
5. Session layer Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selainitu, dilevel ini juga dilakukan resolusi nama.
6. Presentation layer Berfungsi mentranslasikan data yang hendak di tranmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat di transmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada pada perangkat ini adalah perangkat lunak redirektor redirektor software. Seperti layanan workstation.
7. Aplication layer Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi fungsionalitas pada jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada padalapisan ini adalah HTTP,FTP,SMTP,dan NFS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar