Minggu, 08 Juli 2012

Pukul Rata Dalam Melihat Potensi Siswa (Masalah Sosial)


Nama : Yaswidya Amandarizky Cahyanandyasmoro
NPM : 17111496
Kelas : 1KA16

Selama masa pendidikan 12 tahun kita tidak diberikan pilihan untuk melakukan ketertarikan di bidang masing masing. Ada yang suka otomotif, olahraga, musik, teater, tari, bahasa, namun jarang sekali ada penyuluhan untuk hal hal tersebut. Yang ada hanyalah ekstrakurikuler. Hal yang menjadi jalan hidup kita hanya dijadikan sebuah ‘ekstra’. Ironis.
Tidak heran banyak sekali orang yang ‘terpaksa’ masuk jurusan jurusan umum seperti ekonomi dan komunikasi. Bagus kalo memang mereka mau masuk sana, tapi realitanya adalah mayoritas orang yang mendaftar jurusan itu bukan karena memang mereka mau, tapi karena alasan klise “Ya daripada gue nggak kuliah?”
Dari tekanan pendidikan 12 tahun lalu kemudian dalam waktu kurang dari 6 bulan kita sudah harus menentukan arah hidup? Brillian.
Mungkin memang ada anak anak teladan yang sah sah saja dengan semua ini, tapi saya nggak mewakili mereka. Saya mewakili saya sendiri, dan kalian yang mungkin berpikiran sama dengan saya. Bahwa ada hal hal lain diluar pendidikan formal yang menjadi tujuan hidup kita namun tidak mendapat perhatian dan dukungan dari pihak yang memiliki andil besar dalam pendidikan kita, yaitu Sekolah.
Sekolah sebenernya nggak buruk. Sistemnya aja yang udah harus berubah. Mereka harus bisa lebih interaktif dan reaktif terhadap bakat dan keunggulan tiap tiap siswa secara individu. Kalau sekolah msih terus main pukul rata bodoh dan pintar berdasarkan mata pelajaran. Maka selamanya jebolan pendidikan dasar di Indonesia tidak akan memiliki potensi berkembang.
Semoga semua perubahan dan perkembangan ini bisa terealisasi.
Jadi nggak ada lagi murid murid yang nge tweet..
“Tujuan untuk sekolah tuh cuma untuk bergembira mendengar bel istirahat dan bel pulang.”
Selama mereka masih berpikiran seperti itu, berarti ada yang salah dengan sistem di sekolah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar